haha

Photobucket

Sabtu, 03 Desember 2011

Dampak AC bagi kesehatan



Tanpa sadar kita menghabiskan sebagian waktu di dalam ruangan berpendingin udara atau air conditioner (AC). Mulai dari kantor, mobil, angkutan umur, pertokoan, hingga kamar tidur.


Kita sekadar mencari kenyamanan di tengah iklim tropis yang mudah membuat gerah. Tanpa peduli efek buruk di balik kenyamanan hawa dingin yang dihasilkan mesin penyejuk ruangan. Apa saja efek buruknya?


1. Gemuk

Sejumlah penelitian menguatkan tudingan bahwa suhu udara yang nyaman menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kenaikan berat badan. Suhu udara yang nyaman seringkali membuat kita malas bergerak.


Minimnya aktivitas tubuh meniadakan pelepasan energi pembakaran lemak. Dalam jangka panjang, timbunan lemak akan terakumulasi dan memicu obesitas. Sebab itu, mereka yang terbiasa hidup di ruangan berpenyejuk ruangan disarankan memiliki jadwal rutin berolah raga untuk membakar lemak tubuh.


2. Sick Building Syndrom

Perbedaan suhu udara antara ruangan berpendingin udara dan luar ruang bisa mempengaruhi daya tahan tubuh. Beranjak ke ruang dingin dalam kondisi bercucur keringat usai melakukan aktivitas di bawah sinar matahari bisa mengakibatkan sakit kepala, lemas, sesak napas, bahkan sulit berkonsentrasi.


3. Penularan penyakit

Hampir semua ruang berpendingin udara minim ventilasi. Kondisi ini membuat sirkulasi udara tidak lancar dan hanya menghasilkan udara daur ulang. Saat salah satu penghuninya membawa virus, otomatis virus itu akan terperangkap di ruangan sehingga berpotensi menular ke penghuni lain dengan cepat.


4. Penuaan kulit

Mesin pendingin udara bekerja menurunkan temperatur udara dengan menangkap partikel-partikel air di udara untuk memproduksi hawa dingin. Kondisi ini secara tak langsung menurunkan kelembaban udara yang memicu masalah kulit kering.


Jika sebagian besar waktu kita habis di ruang berpendingin udara biasakan menggunakan pelembab ekstra untuk kulit. Kita harus memiliki trik untuk menjaga kelembaban kulit demi mempertahankan elastisitasnya Berbagai efek buruk itulah yang kemudian dijadian acuan untuk mengembangkan teknologi pendingin udara yang lebih menyehatkan. Tak heran, jika kita sering melihat mesin pendingin udara yang menjanjikan perlindungan dari virus dan sebagainya.


Kipas angin dan AC memang memberikan hawa sejuk di dalam sebuah ruangan. Banyak keluarga yang melengkapi rumahnya dengan kipas angin atau AC. Teknologi yang semakin canggih, kini juga dimiliki oleh kipas angin dan AC, dengan adanya self-timer dan remote control . Self timer memudahkan kita mengatur waktu sehingga AC atau kipas angin akan mati sendiri sesuai dengan waktu yang telah diatur. Sedangkan remote control , memudahkan kita menyalakan dan mematikan AC atau kipas angin tanpa perlu beranjak dari tempat duduk atau tempat tidur.

Meskipun demikian, di balik manfaat dan kepraktisannya, kita juga perlu mewaspadai dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan AC atau kipas angin yang terlalu lama, terlalu dingin atau bukan pada tempatnya. Menurut Dr.H. Muljono Wirjodiarjo, Sp.A(K) dari RS Internasional Bintaro, Tangerang, gangguan yang mungkin timbul antara lain:

* Hipotermia

Pemaparan terhadap udara yang terlalu dingin akan menyebabkan suhu badan menjadi terlampau dingin atau hipotermia. Hipotermia yang terlalu lama akan menimbulkan gangguan pada peredaran darah. Gangguan peredaran darah di bagian tubuh yang penting, misalnya otak, dapat menurunkan kesadaran atau pingsan. Bahkan pada bayi misalnya, dapat menimbulkan kematian yang mendadak (Sudden Infant Death/SID) .

Pemaparan udara yang terlalu dingin dapat terjadi karena meletakkan kipas angin yang terlalu dekat, menyetel terlalu kuat dan mengarahkan secara langsung ke tubuh. Kapasitas AC yang terlalu besar bagi ukuran kamar juga dapat menyebabkan penurunan suhu udara yang terlalu dingin.

Anak-anak yang sudah cukup besar dan dapat menyetel kipas angin atau AC sendiri juga perlu dipantau. Bila AC dan kipas angin tidak dilengkapi dengan timer, besar kemungkinan suhu udara yang terlalu dingin akan terpasang terus. Oleh karena itu sebaiknya orang tua memeriksa kamar anak-anak untuk mencegah pemakaian AC atau kipas angin yang terlalu dingin.

Pada musim kemarau seperti sekarang, biasanya terjadi perbedaan suhu udara siang dan malam yang cukup besar. Kita harus ekstra hati-hati karena kipas angin atau AC yang kita anggap sudah disetel dengan cukup, ternyata menjadi terlalu dingin pada saat menjelang pagi karena udara di luar menurun.

Pemaparan hawa dingin pada tubuh yang tidak merata juga tidak baik bagi kesehatan. Pada bayi dan anak, misalnya karena bagian perut dan dadanya terbuka, dapat menyebabkan bagian yang terbuka menjadi lebih dingin dari bagian yang tertutup. Pada bayi, bila kebetulan dia mengompol dan tidak segera diganti popoknya, besar kemungkinan bagian pantat akan menjadi lebih dingin. Pemaparan suhu dingin yang tidak merata pada anak, dapat menyebabkan gejala seperti "masuk angin". Bagian perut yang terbuka, bila terpapar angin atau udara dingin, dapat menyebabkan gejala sakit perut bahkan sampai mencret.

* Pemakaian kipas angin dan AC pasa saat anak sedang sakit.

Anak yang sedang sakit tentu lebih rentan terhadap efek yang ditimbulkan oleh pemakaian kipas angin atau AC yang tidak benar ketimbang anak sehat. Anak yang sedang menderita panas sebaiknya ditempatkan pada ruangan yang suhunya cukup sejuk agar panas yang berlebihan di dalam tubuhnya dapat dipancarkan keluar tubuhnya. Mungkin anak akan sedikit menggigil karena kedinginan. Bila seperti itu, anak boleh diberi selimut yang tidak terlalu tebal agar pelepasan panas tidak semuanya ditahan oleh selimut. Pada saat panasnya mulai turun seringkali anak akan mengeluarkan banyak keringat. Segera seka keringat tersebut dengan handuk kering, jangan dibiarkan mengering sendiri untuk menjaga agar anak tidak menderita hipotermia.

Bagi anak yang menderita gangguan pernapasan, pemakaian kipas angin dan AC sebaiknya dibatasi mengingat kipas angin menyebabkan debu beterbangan. Sehingga bagi anak yang mempunyai bakat alergi, hal ini bisa mengakibatkan penyakit yang lebih serius. Dalam situasi seperti ini, AC mungkin lebih baik. Tapi AC yang filternya jarang dibersihkan juga dapat mengakibatkan terjadinya debu atau jamur. Perlu diketahui, pemakaian AC dapat menyebabkan udara kamar menjadi kering karena kandungan airnya sudah diambil oleh mesin AC. Bila anak sedang flu dibiarkan menghisap udara kering dalam jangka waktu lama, maka selaput lendir alat pernapasannya akan menjadi kering. Akibatnya dapat mengganggu fungsi pernapasannya. Ini akan berlanjut dengan hidung tersumbat dan mungkin sangat mudah berdarah (mimisan).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar